BLOG AL ISLAM
Kontributor
Doa Kedua Orang Tua dan Saudaranya file:///android_asset/html/index_sholeh2.html I Would like to sha
Arsip Blog
-
►
2011
(33)
- ► Januari 2011 (22)
- ► September 2011 (1)
-
►
2012
(132)
- ► April 2012 (1)
- ► Agustus 2012 (40)
- ► Oktober 2012 (54)
- ► November 2012 (4)
- ► Desember 2012 (3)
-
►
2013
(15)
- ► Maret 2013 (1)
-
►
2015
(53)
- ► Januari 2015 (45)
- ► April 2015 (1)
-
►
2023
(2)
- ► Februari 2023 (1)
- ► Desember 2023 (1)
Live Traffic
UNDUH Murottal Syaikh Ali al-Hudzaifi
Written By sumatrars on Minggu, 12 Februari 2017 | Februari 12, 2017
Deskripsi
Judul: Murottal Al Qur’an:
Syaikh Ali al-Hudzaifi
Qori : علي الحذيفي
Sumber: mp3quran.net
Download Komplit Murottal via Torrent
Silahkan lihat: Petunjuk Download Torrent
No dan Nama Surat |
Download |
No dan Nama Surat |
Download |
001 – Al-Fâtihah |
058 – Al-Mujâdilah |
||
002 – Al-Baqarah |
059 – Al-Hashr |
||
003 – Âli `Imrân |
060 – Al-Mumtahanah |
||
004 – An-Nisâ |
061 – As-Saff |
||
005 – Al-Mâidah |
062 – Al-Jumuah |
||
006 – Al-Anâm |
063 – Al-Munâfiqûn |
||
007 – Al-Arâf |
064 – At-Taghâbun |
||
008 – Al-Anfâl |
065 – At-Talâq |
||
009 – At-Tawbah |
Download |
066 – At-Tahrîm |
|
010 – Yûnus |
Download |
067 – Al-Mulk |
|
011 – Hûd |
Download |
068 – Al-Qalam |
|
012 – Yûsuf |
Download |
069 – Al-Hâqqah |
|
013 – Ar-Rad |
Download |
070 – Al-Maârij |
|
014 – Ibrâhîm |
Download |
071 – Nûh |
|
015 – Al-Hijr |
Download |
072 – Al-Jinn |
|
016 – An-Nahl |
Download |
073 – Al-Muzzammil |
|
017 – Al-Isrâ |
Download |
074 – Al-Muddaththir |
|
018 – Al-Kahf |
Download |
075 – Al-Qiyâmah |
|
019 – Maryam |
Download |
076 – Al-Insân |
|
020 – Tâ-Hâ |
Download |
077 – Al-Mursalât |
|
021 – Al-Anbiyâ |
Download |
078 – An-Naba |
|
022 – Al-Hajj |
Download |
079 – An-Nâzi`ât |
|
023 – Al-Muminûn |
Download |
080 – Abasa |
|
024 – An-Nûr |
Download |
081 – At-Takwîr |
|
025 – Al-Furqân |
Download |
082 – Al-Infitâr |
|
026 – Ash-Shuarâ |
Download |
083 – Al-Mutaffifîn |
|
027 – An-Naml |
Download |
084 – Al-Inshiqâq |
|
028 – Al-Qasas |
Download |
085 – Al-Burûj |
|
029 – Al-Ankabût |
Download |
086 – At-Târiq |
|
030 – Ar-Rûm |
Download |
087 – Al-Alâ |
|
031 – Luqmân |
Download |
088 – Al-Ghâshiyah |
|
032 – As-Sajdah |
Download |
089 – Al-Fajr |
|
033 – Al-Ahzâb |
Download |
090 – Al-Balad |
|
034 – Sabâ |
Download |
091 – Ash-Shams |
|
035 – Fâtir |
Download |
092 – Al-Layl |
|
036 – Yâ-Sîn |
Download |
093 – Ad-Duhâ |
|
037 – As-Sâfât |
Download |
094 – Ash-Sharh |
|
038 – Sâd |
Download |
095 – At-Tîn |
|
039 – Az-Zumar |
Download |
096 – Al-Alaq |
|
040 – Ghâfir |
097 – Al-Qadr |
||
041 – Fussilat |
Download |
098 – Al-Bayyinah |
|
042 – Ash-Shûrâ |
Download |
099 – Az-Zalzalah |
|
043 – Az-Zukhruf |
100 – Al-`Âdiyât |
||
044 – Ad-Dukhân |
101 – Al-Qâriah |
||
045 – Al-Jâthiyah |
102 – At-Takâthur |
||
046 – Al-Ahqâf |
103 – Al-Asr |
||
047 – Muhammad |
104 – Al-Humazah |
||
048 – Al-Fath |
105 – Al-Fîl |
||
049 – Al-Hujurât |
106 – Quraysh |
||
050 – Qâf |
107 – Al-Mâûn |
||
051 – Ad-Dhâriyât |
108 – Al-Kawthar |
||
052 – At-Tûr |
109 – Al-Kâfirûn |
||
053 – An-Najm |
110 – An-Nasr |
||
054 – Al-Qamar |
111 – Al-Masad |
||
055 – Ar-Rahmân |
112 – Al-Ikhlâs |
||
056 – Al-Wâqiah |
113 – Al-Falaq |
||
057 – Al-Hadîd |
114 – An-Nâs |
Lihat Bacaan Qur’an lainnya di kategori Murottal
Sumber Artikel : Ibnu Majjah.Com
Karena Cinta, Aku Harus Memilih (2)
Written By sumatrars on Rabu, 01 April 2015 | April 01, 2015
14 January 2015,
Bismillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Pada artikel Karena Cinta Aku Harus Memilih (bag.1) -Alhamdulillah- telah kami jelaskan tentang kiat mudah meninggalkan latar belakang yang hitam dan tiga poin telah disebutkan di sana, yaitu:
-
Mencintai sesuatu yang paling menyenangkan hati
-
Dengan menyadari bahwa setiap cinta itu butuh pengorbanan.
-
Merenungkan kaidah Qur’ani: “Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik darinya”
Nah, berikut kelanjutan kiat mudah tersebut:
4. Allah tidak sama dengan sesuatu apapun
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat” (QS. Asy-Syuuraa:11).
Allah berbeda dengan makhluk-Nya. Allah mencegah dengan tujuan untuk memberi, adapun makhluk-Nya, banyak di antara mereka yang memberi, agar kelak ganti diberi. Allah berbeda dengan makhluk-Nya. Oleh karena itu, husnudz dzonlah (berprasangka baiklah) Anda kepada-Nya, ketika Anda tercegah mendapatkan sesuatu yang Anda harapkan dari perhiasan dunia, asalkan Anda tetap bisa bertaqwa, apalagi kalau ternyata Anda menjadi lebih bertakwa karenanya, bukan malah nyesel nggak kesampean ‘cita-cita’ jahiliyyahnya atau bukan malah pengen seperti yang dulu, tatkala teringat nostalgia jahiliyyahnya.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata, “Jadi demikiankah, Allah Yang Maha Suci, tidaklah Dia mencegah sesuatu dari hamba-Nya yang beriman, berupa perkara dunia, melainkan Dia akan memberikan kepadanya yang lebih utama dan lebih bermanfaat baginya dan anugerah itu tidaklah diberikan kepada non mukmin. Karena sesungguhnya Allah mencegah hamba-Nya dari mendapatkan sesuatu yang lebih rendah nilainya dan sepele, Dia tidak ridha itu didapatkan oleh hamba-Nya karena Dia hendak memberi kenikmatan yang terbaik dan mahal nilainya untuknya. Namun karena ketidaktahuan seorang hamba terhadap maslahat dirinya dan terhadap kedermawanan,kebijaksanaan dan kelembutan Tuhannya,menjadikannya tidak mengetahui perbedaan tingkatan nilai,antara apa yang ia tercegah mendapatkanya, dengan apa yang disimpan untuknya.
Justru yang ada adalah ia begitu menginginkan sesuatu yang bisa segera didapatkan di dunia ini, walaupun sepele nilainya, sedangkan untuk kenikmatan yang ditunda (di akhirat), demikian lemah seleranya terhadapnya,meski itu sesuatu yang mahal nilainya. Padahal, jika seorang hamba adil dalam bersikap terhadap Rabbnya -namun, bagaimanakah ia bisa begitu?- tentu akan mengetahui bahwa karunia-Nya untuknya -dalam bentuk pencegahan-Nya dari mendapatkan dunia, kelezatan dan kenikmatannya- lebih baik daripada karunia-Nya dalam bentuk pemberian-Nya.
Jadi, tidaklah Dia mencegah seseorang kecuali untuk memberinya, tidaklah Dia mengujinya kecuali untuk menyelamatkannya, tidaklah Dia mengujinya, kecuali untuk membersihkannya, dan tidaklah Dia mematikannya, kecuali untuk menghidupkannya” (Lihat kitab Fawa`idul Fawaid, hal: 82, Ibnul Qoyyim).
Meyakini bahwa: “Di Surga, berharaplah semau Anda, semua akan tersedia!”
Allah Ta’ala berfirman,
لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya” (QS. Qaaf : 35).
Ya, penduduk Surga mendapatkan fasilitas dari Rabb-Nya, berupa “Berharaplah semau Anda, semua akan tersedia”. Oleh karena itu, bagi Anda yang harus meninggalkan hobi Anda karena menyibukkan diri dengan ta’lim, beramal dan berdakwah, janganlah bersedih karena Anda bisa mendapatkan apa yang terluput di dunia, kelak di Surga.
Simaklah dialog singkat berikut ini:
عن سليمان بن بريدة عن أبيه أن رجلا سأل النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله هل في الجنة من خيل ؟ قال : إنِ اللهُ أدخلك الجنة فلا تشاء أن تحمل فيها على فرس من ياقوتة حمراء يطير بك في الجنة حيث شئت ، قال : وسأله رجل فقال يا رسول الله هل في الجنة من إبل ؟ قال : فلم يقل له مثل ما قال لصاحبه ، قال : إن يدخلك الله الجنة يكن لك فيها ما اشتهت نفسك ولذت عينك .
Dari Sulaiman bin Buraidah, dari bapaknya, bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi sallam, ia berkata, “Ya Rasulullah, apakah di surga ada kuda? Beliau menjawab, ‘Jika Allah memasukkan Anda ke dalam surga, maka tidaklah Anda menginginkan bisa menaiki kuda dari batu mulia berwarna merah,yang terbang membawamu kemana saja sesesuka Anda di Surga’ (kecuali keingian tersebut akan terlaksana)”. Ia (perawi) berkata, “Ada seseorang bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah di Surga ada unta?’”, Ia (perawi) berkata, “Beliau tidak menjawab kepadanya dengan jawaban seperti yang ditujukan kepada temannya (tadi)” , beliau menjawab: “Jika Allah memasukkan Anda ke dalam Surga, maka Anda akan mendapatkan apa saja yang disukai jiwa Anda dan yang sedap dipandangan mata Anda”. (HR. At-Tirmidzi (2543) dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi 3/522. [1])
ففي (صحيح البخاري) عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم – كان يتحدث – وعنده رجل من أهل البادية -: ((إن رجلاً من أهل الجنة استأذن ربه في الزرع، فقال له: ألست فيما شئت؟. قال: بلى، ولكن أحب الزرع، فبذر، فبادر الطرف نباته. واستواؤه، واستحصاده، فكان أمثال الجبال))
Dalam Shahihul Bukhari, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwa suatu saat Nabi shlallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkisah -sedangkan bersama beliau ada seorang badui-, “Ada seorang penduduk surga memohon izin kepada Tuhannya untuk bercocok tanam, lalu Allah berfirman, “Bukankah engkau sudah mendapatkan semua yang enkau inginkan?” Ia menjawab, “Benar, akan tetapi saya hobi bercocok tanam”. Maka ia pun menabur benih, lalu tumbuh, matang dan siap panennya tanaman tersebut berlangsung dengan cepat, sampai jadilah bergunung-gunung”. [2]
Nah, jika Anda memang mencintai Allah, Anda harus berani menentukan pilihan. Benar karena cinta, Anda harus memilih!
Catatan Kaki
[2] http://www.dorar.net/enc/aqadia/2848
Article : Blog Al-Islam
Back to Top
Karena Cinta, Aku Harus Memilih (1)
Written By sumatrars on Selasa, 31 Maret 2015 | Maret 31, 2015
13 January 2015,
Tidak sedikit di antara ikhwan dan akhwat, sebelum mereka menyandang status ‘ikhwan‘ dan ‘akhwat‘, sebelum akrab dengan panggilan ‘akhi‘ dan ‘ukhti‘, mereka memiliki masa lalu yang kelam.
Sebatas ilustrasi
Barangkali diantara mereka, ada yang dulunya suka pacaran dan gonta-ganti cowok ataupun cewek. Ada yang dulunya pegawai bank ribawi. Ada yang mantan preman, ada juga mantan gitaris, tentu akrab sekali dengan si gitar kesayangannya. Banyak yang dulunya suka pamer aurat atau karyawati dengan dandanan yang seronok. Belum lagi yang dulunya maniak nonton sinetron seronok dan tayangan pornoaksi. Bahkan tidak sedikit pula di antara mereka yang berasal dari keluarga yang berada, yang seolah-olah identik dengan serba ada, mau apa aku bisa, sehingga dulunya ada yang sudah terbiasa dengan kemaksiatannya orang kaya.
Walaupun di antara mereka banyak juga yang berstatus hidup pas-pasan, seolah-olah hidupnya bermoto pas butuh, pas ada, Padahal ada diantara mereka yang sesunguhnya keadaannya pas butuh pas ada (utangan riba), kredit riba ini dan utang bank riba itu, karono kahanan (karena keadaan), begitu alasannya. Padahal sesungguhnya, pola hidup konsumtiflah yang menjadi biang keladinya. Barangkali seputar itulah gambaran kelamnya, namanya juga belum ngaji.
Lalu Allah pun memberi hidayah!
Dengan berbagai jalan hidayah yang unik, akhirnya mereka memasuki pintu-pintu hidayah masing-masing. Mulailah mereka kenal dengan aktivitas baru, berupa ngaji salaf. Seiring dengan bertambahnya ilmu dan amal, mulailah banyak muncul dalam hati mereka pergolakan antara haq dan batil antara taat dan maksiat.
Perlahan tapi pasti hidayah itu menghujam dalam hati
Ketika cinta kepada Allah telah merasuk dalam hati, lalu membuahkan halawatul iman (kemanisan iman), maka Allahlah segalanya bagi hati tersebut.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman (Ketika) Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke Neraka” (Hadis Riwayat Bukhari, Kitab Iman, Bab Manisnya Iman).
Itulah pokok keimanan, yaitu ketika Allah adalah segalanya baginya dengan menomorsatukan cinta Allah dan mengalahkan seluruh bentuk kecintaan lainnya yang bertentangan dengannya.Karena cinta Allahlah, kita harus memilih kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Hanya demi Allahlah seorang mukmin rela meninggalkan seluruh catatan kelamnya, walaupun berat dirasa.
Cinta kepada Allah adalah sebuah kewajiban, yang wajib kita dahulukan di atas semua jenis cinta.
Ulama telah menjelaskan bahwa Hubbullah (cinta Allah) adalah pokok dari seluruh kecintaan yang baik, Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
وكل ما سواه مما يحب فإنما محبته تبع لمحبة الرب تبارك وتعالى كمحبة ملائكته أنبيائه وأوليائه، فإنها تبع لمحبته سبحانه، وهي من لوازم محبته، فإن محبة المحبوب توجب محبة ما يحبه
“Segala sesuatu yang dicintai selain-Nya, sesungguhnya kecintaan kepadanya mengikuti kecintaan kepada Ar-Rabb Tabaraka wa Ta’ala, seperti kecintaan kepada Malaikat, Nabi-Nabi, dan para wali-Nya, maka sebenarnya kecintaan-kecintaan itu mengikuti kecintaan kepada-Nya Subhanahu.
Kecintaan-kecintaan itu sekaligus sebagai konsekuensi kecintaan kepada-Nya karena mencintai sesuatu (Dzat) itu mengharuskan mencintai perkara yang dicintai oleh sesuatu (Dzat) tersebut”(Ad-Daa`wad Dawaa`: 276).
Maksudnya, bahwa dalam kehidupan seorang muslim, dasar aktivitasnya adalah Hubbullah (mencintai Allah), sedangkan mencintai Allah berkonsekuensi mencintai segala yang dicintai oleh-Nya dan membenci segala yang dibenci oleh-Nya.
Sebagaimana perkataan Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,
فحقيقة المحبة لا يتم إلا بموالاة المحبوب، و هو موافقته في حبه ما يحب و يبغض ما يبغض. و الله يحب الإيمان و التقوى و يبغض الفسوق و العصيان
“Hakikat cinta tidaklah sempurna kecuali dengan loyal kepada yang dicintainya, yaitu menyesuaikan diri, dengan mencintai setiap perkara yang dicintai olehnya dan membenci setiap perkara yang dibenci olehnya” (Al-‘Ubudiyyah, Ibnu Taimiyyah :28).
Itulah hakikat cinta Allah. Kecintaan kepada Allah yang seperti inilah yang sesuai dengan fitrah manusia yang lurus dan sesuai dengan tujuan diciptakannya hati manusia,
و القلب خلق يحب الحق و يريده و يطلبه
“Hati diciptakan untuk mencintai Allah,menginginkan (berjumpa dengan)-Nya dan berusaha mendapatkan (keridhaan)-Nya” (Al-‘Ubudiyyah, Ibnu Taimiyyah:26).
Kiat mudah meninggalkan masa lalu yang hitam
Berikut trik mudah untuk bisa meninggalkan catatan kelam dan kemaksiatan yang sudah terbiasa dilakukan
-
Mencintai sesuatu yang paling menyenangkan hati, dengan demikian akan bisa terkalahkan seluruh kecintaan yang lain yang bertentangan dengannya. Dan tidak ada yang lebih menyenangkan hati daripada mencintai Allah.
-
Dengan menyadari bahwa setiap cinta itu butuh pengorbanan.
-
Merenungkan kaidah Qur’ani : Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah niscaya Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik darinya.
Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
والإنسان لا يَترُك محبوبًا إلا بمحبوبٍ آخَرَ يكون أحبَّ إليه منه، أو خوفًا مِن مكروه
“Seseorang tidaklah meninggalkan sesuatu yang dicintai kecuali beralih kepada sesuatu lain yang lebih ia cintai darinya atau karena takut tertimpa sesuatu yang dibencinya” (Al-‘Ubudiyyah, 26).
Dengan demikian, harusnya seorang hamba lebih mencintai hidup dalam ketaatan kepada Allah daripada kesukaan buruk dan hobi maksiatnya karena sudah ada penggantinya berupa sesuatu yang lebih menyenangkan hatinya bahkan paling menyenangkan, sehingga sukarela ia tinggalkan hobi dan kesukaan buruknya tersebut.
Jangankan cinta yang benar, cinta yang batil, maksiat ataupun cinta yang sia-sia pun butuh pengorbanan untuk mendapatkannya.Tidakkah Anda lihat para penggemar musik seronok, untuk mendatangi konser musik besar rela berkorban uang biaya transport dan penginapan jika mereka datang dari luar kota. Mereka mengorbankan waktu berjam-jam antri tiket dengan antrian yang mengular itu. Mengorbankan badan dan bahkan nyawa ketika harus terjadi tawuran antar penonton. Bahkan ia rela meninggalkan shalat ‘ashar, maghrib dan isya’ demi mengikuti acara tersebut.Tidakkah Anda lihat para pecinta demonstrasi produk demokrasi kuffar tersebut, ketika demo, mereka rela berkorban puluhan juta dan merasakan nyerinya pentungan polisi serta dinginnya sel penjara. Mereka rela pula tidak makan berhari-hari di bawah bendera aksi mogok makan? Benarlah apa yang dijelaskan Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,
و معلوم أن المحبوبات لا تنال غالبا إلا باحتمال المكروهات، سواء كانت محبة صالحة أو فاسدة
“Adalah perkara yang dimaklumi bahwa biasanya tidaklah diperoleh perkara yang dicintai itu kecuali dengan pengorbanan yang tidak disukai (oleh hawa nafsunya), hal ini berlaku, baik dalam kecintaan yang baik maupun dalam kecintaan yang buruk” (Al-‘Ubudiyyah, Ibnu Taimiyyah :29).
Lha yen podo-podo korbane, kalau sama-sama berkorbannya, mengapa mereka tidak berkorban untuk mencintai Allah dan beribadah kepada-Nya? Mengapa tidak memilih berkorban untuk masuk Surga?
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah dalam Al-Qowa’idul Hisan-nya berkata,
من ترك شيئا لله عوضه الله خيرا منه
“Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik darinya”. Lalu beliau menjelaskan lebih lanjut, “Kaidah ini terdapat dalam banyak Ayat Al-Quran.
-
Kaum Muhajirin yang pertama-tama hijrah meninggalkan negri, harta, dan orang-orang yang dicintainya,lalu Allah menggantinya dengan rezeki yang luas, kemuliaan dan kekuasaan.
-
Nabi Ibrahim shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memisahkan diri dari kaum dan bapaknya, serta menjauh dari sesembahan yang mereka sembah, Allah pun menganugerahkan kepadanya Nabi Ishaq dan Nabi Ya’qub serta keturunan-keturunan yang shalih.
-
Nabi Yusuf ‘alaihis salam ketika mampu menahan diri dari berbuat jelek terhadap Istri raja, padahal godaannya sangat kuat, beliau pun rela tinggal di penjara, demi menjauhkan diri dari kerusakan dan fitnah, maka Allah pun menggantinya dengan kekuasaan yang besar di muka bumi, dengan fasilitas harta, kekuasaan dan wanita untuk beliau.
-
Ashhabul Kahfi, ketika meninggalkan kaum mereka dan sesembahan kaum mereka, Allah berkenan menggantinya dengan limpahan rahmatnya dan kelapangan serta Allah jadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang sesat.
-
Maryam putri ‘Imran, tatkala mampu menjaga kehormatannya, maka Allah jadikan beliau dan putranya sebagai tanda kebesaran Allah Ta’ala.
-
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ketika mengorbankan kuda karena sempat melalaikan beliau dari dzikrullah, Allah ganti dengan angin yang patuh terhadap perintahnya dan nikmat yang lainnya. (Syarh Al-Qowa’idul Hisan : 206, dengan sedikit perubahan).
Sekarang giliran Anda bergumam dalam hati
Tidaklah aku tinggalkan catatan kelamku, tidaklah aku keluar dari dunia hitamku dengan Lillah Ta’ala melainkan Allah akan menganugerahkan kepadaku limpahan rahmat-Nya yang mengalahkannya. Demikianlah Allah, Rabb kita, wahai Ikhwan dan Akhwat! Tidaklah seorang hamba meninggalkan dengan ikhlas sesuatu yang dimurkai oleh Allah, kecuali ia akan mendapatkan sesuatu yang dicintai-Nya.
Dan tidaklah Dia Subhanahu wa Ta’ala mencegah hamba-Nya yang beriman dari mendapatkan dunia kecuali akan memberinya sesuatu yang lebih utama dan lebih bermanfaat, di dunia maupun di akhirat. Jika Antum dan Antunna ingin lebih mengenal betapa bijaksananya Allah ‘Azza wa Jalla dalam mentaqdirkan keadaan kita semua maka ikuti kelanjutan artikel ini berikut Karena cinta, aku harus memilih (bag.2), insyaAllah di sana Anda akan dapatkan hikmah Allah dalam penakdiran keadaan setiap mukmin dan bagaimana balasan di surga bagi orang yang rela meninggalkan sesuatu yang terlarang semasa di dunia.
Article : Blog Al-Islam
Back to Top
KISAH NABI ADAM ALAIHI SALAM
Kisah Nabi Adam: Dari Awal Penciptaan Hingga Turun ke Bumi Kisah Nabi Adam menceritakan terciptanya manusia pertama yang kelak a...