Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Home » , , » Hazbut Tahrir Membagi Maulid Menjadi Tiga Bagian

Hazbut Tahrir Membagi Maulid Menjadi Tiga Bagian

Written By sumatrars on Jumat, 21 Februari 2014 | Februari 21, 2014

?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ

Hizbut Tahrir Membagi  Maulid Menjadi Tiga Bagian

Oleh Abu Namira Hasna Al-Jauziyah

Tiga Peristiwa Besar Rabiul Awal, Maulid Nabi, Maulid Daulah Islam dan Maulid Khilafah

Oleh : KH. M. Shiddiq al-Jawi

Biasanya pada bulan Rabi’ul Awal kaum muslimin memperingati Maulid Nabi SAW.
Padahal, itu hanya satu dari tiga peristiwa besar yang terjadi tanggal 12 Rabi’ul Awal. Ketiga peristiwa tersebut adalah;Pertama, maulid (hari lahirnya) Nabi SAW. Kedua, hijrahnya Nabi SAW ke Madinah, yakni berdirinya Daulah Islamiyah.Ketiga, wafatnya Nabi SAW, yakni berdirinya Khilafah Islamiyah Rasyidah. Ringkasnya, 12 Rabi’ul Awal adalah Maulid Nabi SAW, Maulid Daulah Islamiyah, dan Maulid Khilafah Rasyidah. (Al-Waie (Arab), Edisi no. 278, Rabi’ul Awal 1431 H / April 2010 M). Silahkan Lihat di Tiga Peristiwa Besar Rabiul Awal, Maulid Nabi, Maulid Daulah Islam dan Maulid Khilafah

Bantahan 

perlu di ingat,  perkara di atas, yakni pembagian maulid menjadi tiga bagian, di antaranya :  Maulid Nabi SAW, Maulid Daulah Islamiyah, dan Maulid Khilafah Rasyidah, tidak ada tuntunan dalam syariat Islam. jangankan pembagian maulid menjadi tiga bagian, lho wong maulid itu sendiri, lebih-lebih maulid Nabi adalah sesuatu yang bid`ah dalam agama.

Islam adalah agama yang sangat sempurna, dan kesempurnaan ajaran Islam sudah tertutup setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maksudnya, setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Islam tidak butuh amalanamalan dan ajaran-ajaran baru yang dimasukan menjadi bagian dari Islam, padahal sesungguhnya bukanlah bagian dari Islam, kesempurnaan Islam, sudah dijelaskan oleh  Allah Ta’ala  dalam firmannya :  
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agamamu. (Qs al-Mâidah/5:3).

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata dalam tafsirnya:


“Ini merupakan nikmat Allâh Ta’âla terbesar kepada umat ini, yaitu Allâh Ta’âla menyempurnakan agama mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan agama apapun selainnya, dan mereka tidak membutuhkan seorang Nabi-pun selain Nabi mereka. Oleh karena inilah Allâh Ta’âla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan (Allâh Ta’âla) mengutus beliau kepada seluruh manusia dan jin. Tidak ada yang halal kecuali apa yang beliau halalkan. Tidak ada yang haram kecuali apa yang beliau haramkan. Tidak ada agama kecuali apa yang beliau syari’atkan. Segala sesuatu yang beliau beritakan, maka hal itu haq dan benar (sesuai kenyataan), tidak ada kedustaan padanya dan tidak ada kesalahan(Tafsir Al-Qur’ânil ‘Azhîm, karya Imam Ibnu Katsîr surat al-Mâidah ayat 3).

Dalam hadist shohih, Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

 Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku melainkan wajib baginya untuk menunjukkan kebaikan yang dia ketahui kepada umatnya dan memperingatkan keburukan yang dia ketahui kepada mereka. (HR. Muslim no. 1844), dalam riwayat shohih dan lebih tegas Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam juga bersabda:  
Tidaklah aku meninggalkan sesuatu dari apa yang Allâh perintahkan kepada kamu kecuali aku telah memerintahkannya, dan tidak pula aku meninggalkan sesuatu dari apa yang Allâh Ta’âla larang kepada kamu kecuali aku telah melarangnya(adits Shahîh dengan seluruh jalur riwayatnya. Riwayat Syâfi’i, al-Baihaqi, al-Khathib al-Baghdâdi, dan lainnya. 

Dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni di dalam Silsilah ash-Shahîhah 4/416-417 dan Syaikh Ahmad Syâkir dalam Ta’lîqur-Risâlah, hlm. 93-103.) 

Dinukil dari Al-Bid’ah Wa Atsaruha As-Sayyi’ Fil Ummah, hlm 25). dalam riwayat lain yang hampir semakna, Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam juga bersabda:  shallallâhu ‘alaihi wasallam juga bersabda:  

Tidaklah tersisa sesuatu pun  yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka, melainkan telah dijelaskan kepada kamu.
( Hadits Shahîh. Lihat penjelasannya di dalam Ar-Risâlah karya Imam Syâfi’i, hal 93 Ta’lîq Syaikh Ahmad Syâkir. Dinukil dari ‘Ilmu Ushûlil Bida’, hlm 19.). dalam kesempatan lain Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahayanya bid`ah, di antaranya : 
Barangsiapa membuat perkara baru di dalam urusan kami (agama) ini, sesuatu yang tidak ada contohnya, maka urusan itu tertolak. (HR. Bukhâri no. 2697; Muslim no. 1718) Dalam riwayat lain dengan lafazh: 
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada padanya tuntunan kami, maka amalan itu tertolak. (HR. Muslim no. 1718)

Inilah sebagian ayat Quran dan hadist-hadist yang menjelaskan kesempurnaan Islam dan bahayanya bid`ah dalam agama. Mungkin di antara sebagian muslim dalam memperingati maulid Nabi, berargumen : kan ini baik??, kita serahkan jawabannya kepada ulama ahlussunnah.

Imam Mâlik bin Anas rahimahullâh berkata:“Barangsiapa membuat bid’ah (perkara baru) di dalam Islam dan dia memandangnya sebagai suatu kebaikan, maka, sungguh dia telah menyangka bahwa Nabi Muhammad mengkhianati risalah (tugas menyampaikan agama) ini, karena Allâh telah berfirman:

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.”
(Qs al-Mâidah/5:3).

Oleh karena itu, segala sesuatu yang pada hari itu bukan dari agama, pada hari ini pun juga bukan dari agama”.( Kitab Al-I’tishâm, juz: 2, hal: 64, karya Imam Asy-Syâtibi)

Dalil-dalil yang menyatakan merayaan dalam Islam hanya tiga, di antaranya :

yakni idul fitri, idul adha dan jumatan. perhatikan ini :

Dari Anas Radliallahu ‘anhu ia berkata : “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah sedang penduduknya memiliki dua hari raya dimana mereka bersenang-senang di dalamnya di masa jahiliyah ( Yaitu hari Nairuz dan hari Mahrajan. Lihat “Aunul Ma’bud” (3/485) oleh Ath Thayib Al-Adhim Abadi (3/485).
Maka beliau bersabda (yang artinya) : “Aku datang pada kalian sedang kalian memiliki dua hari yang kalian besenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyah. Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari dua hari itu yaitu : hari Raya Kurban dan hari Idul Fithri”. (Hadits Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad (3/103,178,235), Abu Daud (1134), An-Nasa’i (3/179) dan Al-Baghawi (1098).

Berkata Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna : “Maksudnya : Karena hari Idul Fihtri dan hari raya Kurban ditetapkan dengan syariat Allah Ta’ala, merupakan pilihan Allah untuk mahluk-Nya dan karena keduanya mengikuti pelaksanaan dua rukun Islam yang agung yaitu Haji dan Puasa, serta didalamnya Allah mengampuni orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dan orang-orang yang berpuasa, dan Dia menebarkan rahmat-Nya kepada seluruh mahluk-Nya yang taat.

Adapun hari Nairuz dan Mahrajan merupakan pilihan para pembesar pada masa itu. Penyebab ditentukannya hari itu sebagai hari raya buat mereka adalah karena pada kedua hari itu situasi kondisi, suhu udara dan selainnya dari keistimewaan yang akan sirna.

Perbedaan antara dua keistimewaan antara Idul Fithri dan Idul Adha dengan hari Nairuz dan Mahrajan sangat jelas bagi siapa yang mau memperhatikannya”. [Fathur Rabbani 6/119].

asulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Bakr Radhiyallahu ‘anhu :

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَإِنَّ عِيدَنَا هَذَا الْيَوْمَ

“Wahai Abu Bakar sesungguhnya bagi setiap kaum ada hari rayanya dan ini adalah hari raya kita”.

Dan dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda :

يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلاَمِ وَهُنَّ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari Arafah, hari qurban dan hari-hari mina adalah hari raya kami, umat Islam dan hari-hari itu adalah hari makan dan minum”. [HR. Abu Daud, Nasa’ i dan Tirmidzi]

sedangkan hari jumat sebagaai hari raya :

Hadist yang menyebutkan bahwa hari jum’at adalah hari raya, Rosulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّ هذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ لَكُمْ عِيْدًا

“Wahai segenap kaum muslimin, sesungguhnya ini adalah hari yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai hari raya bagi kalian.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamash-Shaghir dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’).

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas kita mengetahui bahwa agama Islam ini telah dinyatakan sempurna oleh Allâh Ta’âla dan Rasul-Nya. Demikian juga diakui oleh para Sahabat Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para Ulama setelah mereka. Maka, segala macam tambahan dan perkara baru di dalam agama ini adalah tertolak. Karena setelah jelas al-haq, semua yang bertentangan dengannya adalah kebatilan. Semoga Allâh Ta’âla selalu menganugerahkan kepada kita keikhlasan di dalam niat dan kebenaran dengan mengikuti Sunnah. Amin.


Referensi :
  1. keutamaan hari jumat karya Al-Ustadz Abdul Mu’thi, Lc
  2. Kesempurnaan Islam Konsekuensinya karya  Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari dalam (Majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII) (penulis banyak mengambil faidahnya, dalam menyusun artikel ini).
  3.   Hari Raya Dan Maknanya Dalam Islam karya Syaikh Muhammad Ibn Ibrahim Ad-Duwais (www.almanhaj.or.id).
  4.   http://anataqiyasholehah.blogspot.com/2012/02/tiga-peristiwa-besar-rabiul-awal-maulid.html
Sumber Oleh :  Abu Namira Hasna Al-Jauziyah



Daftar Artikel

Silahkan Masukkan Alamat Email pada kolom dibawah untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit.
If you like the article on this blog, please send Email to subscribe free via email, that way you will get a shipment every article there is an article published.


Delivered by FeedBurner
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ ??ْ?َٰ?َ?ِ??


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Hazbut Tahrir Membagi Maulid Menjadi Tiga Bagian Silahkan baca artikel dari BLOG AL ISLAM Tentang , , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://alislam-sr.blogspot.com/2013/02/hazbut-tahrir-membagi-maulid-menjadi.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

Sejarah, Kemungkaran-kemungkaran dalam maulid nabi (1/2)

Category : Sejarah,Tarikh,Aqidah,Manhaj Source article: Abunamirah.Wordpress.com Oleh: al Ustadz Abu Mu’awiyyah Hammad Hafizhahullahu ...

Translate

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. BLOG AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger