Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Home » , , , » Detik-Detik Menjelang Nabi Muhammad SAW Wafat

Detik-Detik Menjelang Nabi Muhammad SAW Wafat

Written By sumatrars on Jumat, 21 Februari 2014 | Februari 21, 2014

?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ


Detik-Detik Menjelang Nabi Muhammad SAW Wafat

Disalin / Tulis Ulang : Rachmat Machmud


Dua bulan setelah menunaikan ibadah haji wada’ (haji perpisahan), Nabi Muhammad SAW terkena sakit demam panas dibarengi pusing. Para istri beliau sudah berkumpul. Tidak seorang pun dari mereka yang berani meninggalkan beliau dalam keadaan sakit parah. Tidak lama kemudian, datanglah putri kesayangan beliau, yaitu Fatimah. Beliau menyambut kedatangan Fatimah dengan wajah ceria. Fatimah kemudian diminta duduk di sebelah kanan beliau.

Nabi Muhammad SAW membisikkan sesuatu ke telinga Fatimah hingga membuat Fatimah menangis tersedu-sedu. Beberapa saat kemudian, beliau membisikkan sesuatu dan Fatimah pun seketika tersenyum gembira. Tak ada seseorang yang mengetahui apa isi bisikan beliau, termasuk istri-istrinya. Siti Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW yang paling muda usianya, terdorong rasa ingin tahu. Siti Aisyah memberanikan diri menanyakannya kepada Fatimah. Fatimah menjawab bahwa itu rahasia antara dirinya dengan sang Ayah.

Beberapa hari setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Fatimah baru membocorkannya kepada Siti Aisyah. Bisikan beliau yang membuat Fatimah menangis adalah kabar dari Malaikat Jibril mengenai segera dicabutnya nyawa Nabi Muhammad SAW. Ketika itu beliau berpesan kepada Fatimah agar tetap bertakwa kepada Allah SWT dan bersikap sabar menerima kenyataan pahit tersebut. Bisikan Nabi Muhammad SAW yang kedua berisi bahwa Fatimah telah menjadi wanita beriman yang terkemuka di dunia. Selain itu, Fatimah akan menjadi orang pertama dari keluarga Nabi Muhammad SAW yang akan menyusul beliau ke alam barzakh. Fatimah pun tersenyum.

Senyum Terakhir Nabi Muhammad SAW

Demam panas yang menyerang tubuh Nabi Muhammad SAW semakin hari semakin tinggi. Beliau tidak dapat lagi meninggalkan tempat tidurnya. Beliau meminta persetujuan seluruh istrinya untuk pindah dan dirawat di rumah Siti Aisyah. Para istri menyetujui. Sahabat Abbas bin Abdul Muthalib dan Ali bin Abi Thalib, menantunya, lalu memapah beliau yang berjalan tertatih-tatih menuju kediaman Siti Aisyah. Rupanya demam panas beliau bertambah tinggi hingga beliau minta disiram dengan air. Permintaan beliau dituruti.

Semula Nabi Muhammad SAW masih mampu memimpin shalat fardhu berjamaah di Masjid Nabawi. Shalat Dzuhur berjamaah bersama para sahabat adalah shalat yang terakhir kali diimami oleh beliau. Namun, sejak itu terhitung sudah tiga hari beliau tidak sanggup mengimami shalat. Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan beliau yang kian memburuk. Bila beliau mendengar suara sahabat Bilal bin Raba’ mengumandangkan adzan shalat, beliau segera menunjuk sahabat Abu Bakar Siddiq sebagai imam shalat. Tempat kediaman Siti Aisyah memang sangat berdekatan dengan Masjid Nabawi.

Pada saat kaum muslimin sudah siap berdiri untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid, secara mendadak Nabi Muhammad SAW menyingkapkan kain penyekat kamarnya. Beliau melihat para jamaah sambil tersenyum senang sembari melambaikan tangan. Melihat keadaan beliau yang demikian, para sahabat sangat gembira. Mereka menyangka beliau telah sembuh dari sakitnya. Sementara Abu Bakar Siddiq yang akan mengimami shalat menyangka beliau hendak keluar kamar dan memimpin shalat. Tetapi beliau segera memberi isyarat supaya para jamaah memulai shalatnya. Kain penyekat ditutup kembali. Para sahabat melanjutkan shalatnya.

Pidato Abu Bakar Siddiq

Tanda-tanda kedatangan Malaikat Izrail, malaikat pencabut nyawa, semakin dekat. Nabi Muhammad SAW berada di atas pangkuan Siti Aisyah. Beliau memiringkan kepalanya ke arah kepala Siti Aisyah. Siti Aisyah mengira beliau menghendaki sesuatu dari kepalanya. Tetapi, secara tiba-tiba dari mulut beliau keluar setetes cairan dingin. Siti Aisyah merasa sangat gemetar, menduga beliau pingsan. Siti Aisyah kemudian menyelimuti Nabi Muhammad SAW dengan pakaian beliau.

Pada saat itu Umar bin Khattab dan Mughirah bin Syu’bah datang berniat menjenguk Nabi Muhammad SAW. Keduanya meminta izin kepada Siti Aisyah untuk mendekatinya. Setelah dicek, Umar bin Khattab menyangka beliau pingsan. Sementara Mughirah bin Syu’bah mengatakan beliau telah wafat. Ternyata dengan suara yang keras dan penuh emosi, Umar bin Khattab membantahnya. Umar bin Khattab tidak percaya beliau telah tiada. Umar bin Khattab bahkan menuduh Mughirah bin Syu’bah telah berbohong kepada dirinya.

Tidak lama kemudian Abu Bakar Siddiq datang. Abu Bakar langsung melihat keadaan beliau. Setelah memeriksa beliau, Abu Bakar lalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Artinya, sesungguhnya segala sesuatu milik Allah SWT dan sesungguhnya kepada-Nya semua akan kembali. Abu Bakar mencium kepala, dahi dan kedua pipi beliau. Menurut Abu Bakar, alangkah harumnya sekujur tubuh beliau, baik sewaktu hidup maupun setelah mangkat. Orang-orang yang hadir spontan menangis. Semuanya benar-benar bersedih. Tulang dan persendiannya seakan copot. Lidah mereka kelu. Mulut mereka seperti terkunci rapat, tak dapat berkata apapun.

Dalam tempo cepat, para sahabat dan kaum muslimin telah berkumpul di dekat rumah Nabi Muhammad SAW. Mereka beramai-ramai menitikkan air mata. Tak ada yang bisa mempercayai bahwa manusia agung sekaligus pemimpin kesayangan mereka telah dipanggil oleh Allah SWT. Seluruh penghuni alam pun turut berduka. Awan hitam menutupi Kota Madinah. Untuk menenangkan hati dan menjaga keimanan mereka, Abu Bakar Siddiq segera berbicara dihadapan mereka: “Barang siapa yang menyembah Allah SWT, maka Allah SWT Maha Hidup dan tidak akan mati. Tetapi barang siapa yang menyembah Muhammad Rasulullah, maka Muhammad Rasulullah sekarang telah meninggal dunia.”

Doa Ma Halaka


Nabi Muhammad SAW menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal 11 Hijriyyah dalam usia 63 tahun. Jenazah beliau dimandikan dalam keadaan berpakaian. Ali bin Abi Thalib yang memimpin pelaksanaan prosesi pemandiannya. Di antara sahabat yang membantu membolak-balikkan tubuh jenazah adalah Abbas bin Abdul Muthalib, Fadhl bin Abbas dan Qatsam bin Abbas. Usamah bin Zaid dan Shalih yang menuangkan air ke tubuh jenazah. Ali bin Abi Thalib sendiri yang membersihkan tubuh jenazah dari bekas keringat. Ali tidak menemukan satu kotoran pun pada tubuh beliau. Malah, menurut Ali, jenazahnya mengeluarkan bau harum.

Seusai dimandikan, jenazah suci Nabi Muhammad SAW dikafani dengan tiga pakaian beliau sendiri; yang dua berwarna putih dan yang satu berwarna kekuning-kuningan. Tidak ada baju lengan panjang dan surban di dalamnya. Jenazah beliau selanjutnya diletakkan di atas ranjang di pinggir bakal kuburan. Kemudian masuklah orang-orang secara berkelompok. Mereka menshalatinya berkelompok dan bergantian. Orang yang pertama shalat adalah Abbas bin Abdul Muthalib, kemudian Bani Hasyim, Muhajirin, Anshar, dan seluruh manusia yang hadir. Berikutnya giliran anak-anak dan para wanita yang diberi kesempatan masuk untuk melihatnya.

Sahabat Abu Thalhah lantas mencangkul tanah untuk lubang kuburan Nabi Muhammad SAW di tempat tidur bekas beliau. Jenazah beliau dimakamkan di dalam rumah Siti Aisyah, istri beliau. Beliau pernah mengatakan bahwa dahulu para nabi dikubur di tempat mereka wafat. Selama menggali, Abu Thalhah mengucapkan doa ma halaka. Artinya Nabi Muhammad SAW sebenarnya tidak rusak dan tidak meninggal sama sekali, kecuali dikubur dan dicabut ruhnya.

Abu Thalhah sudah rampung membuat tempat peletakan jenazah. Nabi Muhammad SAW secara perlahan diturunkan ke liang lahat. Abbas bin Abdul Muthalib, Fadhl bin Abbas, Qatsam bin Abbas, Ali bin Abi Thalib, dan Syaqran yang turun ke liang lahat. Mereka mengurus dan mengatur posisi jenazah. Sesudah wajah dan tubuh jenazah dihadapkan ke arah kiblat, jenazah dipendam dan lubang kubur ditutup. Di atas kuburnya dibangun sebuah bata. Para sahabat kemudian menaburkan debu dan meratakan kuburan Nabi Muhammad SAW, lalu menyiramkan air di atasnya.***

Semoga Artikel ini Bermanfaat.

Daftar Artikel

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan kirim Email untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit.
If you like the article on this blog, please send Email to subscribe free via email, that way you will get a shipment every article there is an article published.


Delivered by FeedBurner
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ ??ْ?َٰ?َ?ِ??


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul Detik-Detik Menjelang Nabi Muhammad SAW Wafat Silahkan baca artikel dari BLOG AL ISLAM Tentang , , , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://alislam-sr.blogspot.com/2012/10/detik-detik-menjelang-nabi-muhammad-saw.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

Sejarah, Kemungkaran-kemungkaran dalam maulid nabi (1/2)

Category : Sejarah,Tarikh,Aqidah,Manhaj Source article: Abunamirah.Wordpress.com Oleh: al Ustadz Abu Mu’awiyyah Hammad Hafizhahullahu ...

Translate

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. BLOG AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger