?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ
Perbedaan Taubat dan Istighfar
by Muhammad Abduh Tuasikal
Kita selalu butuh akan ampunan Allah karena kita adalah hamba yang tidak
bisa lepas dari dosa. Dosa ini bisa gugur dengan taubat dan ucapan istighfar.
Terlihat kedua amalan ini sama. Namun ada sedikit perbedaan mendasar yang
perlu dipahami. Taubat lebih sempurna dan di dalamnya terdapat istighfar.
Namun istighfar yang sempurna adalah jika diiringi dengan taubat.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz –rahimahullah-
menjelaskan,
Taubat berarti,
الندم على الماضي والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه
“Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan bertekad
untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi.” Inilah yang disebut taubat.
Sedangkan istighfar bisa jadi terdapat taubat di dalamnya dan bisa jadi
hanya sekedar ucapan di lisan. Ucapan istighfar seperti “Allahummaghfirlii”
(Ya Allah, ampunilah aku) atau “Astaghfirullah” (Ya Allah, aku
memohon ampun pada-Mu).
Adapun taubat itu sendiri dilakukan dengan menyesali dosa, berhenti dari
maksiat dan bertekad tidak akan mengulanginya. Ini disebut taubat, kadang
pula disebut istighfar. Istighfar yang bermanfaat adalah yang diiringi
dengan penyesalan, berhenti dari dosa dan bertekad tidak akan mengulangi
dosa tersebut lagi. Inilah yang kadang disebut istighfar dan kadang pula
disebut taubat. Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam firman Allah
Ta’ala,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا
اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا
اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ , أُولَئِكَ
جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun (beristighfar)
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di
dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS.
Ali Imran: 135-136).
Yang dimaksud istighfar pada ayat di atas adalah menyesal dan tidak terus
menerus berbuat dosa. Ia mengucapkan ‘Allahummaghfirlli,
astaghfirullah’ (Ya Allah, ampunilah aku. Ya Allah, aku memohon ampun
pada-Mu), lalu disertai dengan menyesali dosa dan Allah mengetahui hal itu
dari hatinya tanpa terus menerus berbuat dosa bahkan disertai tekad untuk
meninggalkan dosa tersebut. Jadi, jika seseorang ‘astaghfir’ atau ‘Allahummaghfir
lii’ dan dimaksudkan untuk taubat yaitu disertai penyesalan, kembali
taat dan bertekad tidak akan mengulangi dosa lagi, inilah taubat yang benar.
[Sumber
Mawqi’ Syaikh Ibnu Baz]
Ya Allah, terimalah taubat kami dan tutupilah setiap dosa kami dengan
istighfar.
Selepas shalat Shubuh @ Dammam, KSA, Jum’at-20 Jumadats Tsaniyah 1433 H
Penulis:
Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber Artikel Oleh
Muslim.Or.Id
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ
??ْ?َٰ?َ?ِ??
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar