?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ
Syarat Syahadat Laa Ilaaha Illallah
Pelajaran Dasar Agama Islam
Kategori: Aqidah14
Setiap ibadah memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi
agar ibadah tersebut sah. Seseorang yang hendak sholat tentu akan berwudhu
terlebih dahulu, karena suci adalah syarat sah sholat. Begitu pula ibadah yang
lain seperti haji, puasa dan zakat juga memiliki rukun-rukun dan syarat yang
tidak boleh tidak harus dipenuhi. Segala sesuatu yang harus dipenuhi sebelum
mengerjakan sesuatu yang lain disebut syarat. Lalu bagaimana pula dengan
mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh? Tidak diragukan lagi bahwa syahadat
adalah setinggi-tingginya derajat keimanan dan rukun islam yang paling utama.
Di sana ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kalimat Laa Ilaaha Illalloh
yang kita ucapkan dianggap sah.
Para ulama menjelaskan bahwa syahadat Laa Ilaaha Illalloh
memiliki delapan syarat:
1. Ilmu
Sebuah pengakuan tidak dianggap kecuali dengan ilmu. Oleh
karena itu, wajib bagi kita untuk mengucapkan kalimat syahadat ini dengan
mengilmui makna dari kalimat tersebut. Alloh berfirman, “Dan sembahan-sembahan
yang mereka sembah selain Alloh tidak dapat memberi syafa’at; akan tetapi
(orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid)
dan mereka meyakini(nya).” (Az Zukhruf: 86). Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui Laa Ilaaha Illalloh pasti
masuk surga.” (HR. Al Bukhori dan Muslim). Dan makna yang benar dari kalimat
Laa Ilaaha Illalloh yaitu tidak ada sesembahan yang haq melainkan Alloh Ta’ala.
2. Yakin
Yakin adalah tidak ragu-ragu dengan kebenaran maknanya
sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai cobaan. Alloh berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Alloh dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka
itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat: 15)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang engkau jumpai dari balik dinding ini dia bersaksi Laa Ilaaha Illalloh
dengan keyakinan hatinya sampaikanlah kabar gembira untuknya bahwa dia masuk
surga.” (HR. Muslim)
3. Menerima
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.
Inilah sifat orang kafir, tidak menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha Illalloh.
Sungguh hanya Alloh lah yang berhak disembah dan diibadahi.
4. Tunduk
Maksudnya yaitu melaksanakan konsekuensinya lahir dan batin.
Alloh berfirman, “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang
dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Alloh-lah kesudahan segala urusan.”
(Luqman: 22)
Nabi bersabda, “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa
nafsunya tunduk mengikuti ajaranku.” (HR. Thabrani)
5. Jujur
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tak seorang
pun bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dan Muhammad hamba Alloh dan rasul-Nya dengan
kejujuran hati kecuali Alloh mengharamkan neraka untuk menyentuhnya.” (HR. Al
Bukhori dan Muslim)
Betapa kejujuran menjadi syarat sahnya syahadat. Lihatlah
bagaimana syahadat orang munafik ditolak oleh Alloh karena tidak jujur.
Sebagaimana firman-Nya, “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka
berkata: ‘Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Alloh.’ Dan
Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh
mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta.” (Al Munafiqun: 1)
6. Ikhlas
Ikhlas hakikatnya mengharapkan balasan dari Alloh saja,
tidak kepada selain-Nya. Alloh berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Alloh dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)
Apa yang dimaksud dengan ikhlas?
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Alloh
mengharamkan bagi neraka menyentuh orang yang mengatakan Laa Ilaaha Illalloh
karena semata-mata mencari wajah Alloh.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
7. Cinta
Alloh berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada
Alloh. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Alloh
semuanya dan bahwa Alloh amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Al
Baqoroh: 165)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga hal
barangsiapa memilikinya pasti akan merasakan kelezatan iman: Alloh dan
rasul-Nya lebih dia cintai dibanding selain keduanya, dia mencintai seseorang
karena Alloh, dan dia benci untuk kembali kafir sebagaimana kebenciannya jika
dilempar ke dalam api.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
8. Mengingkari peribadatan kepada Thoghut.
Thoghut adalah segala sesuatu selain Alloh yang ridho
disembah/diibadahi. Alloh berfirman, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thoghut dan beriman kepada Alloh,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqoroh:
256)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh dan mengingkari sesembahan selain Alloh,
haramlah harta dan darahnya sedang perhitungannya adalah terserah kepada Alloh
Azza Wa Jalla.” (HR. Muslim)
Perlu diperhatikan, syarat-syarat ini tidak bermanfaat sama
sekali jika sekedar dihafalkan, tanpa diamalkan. apakah kita sudah mengevaluasi
syahadat kita? Sudahkah terpenuhi delapan syarat ini dalam syahadat Laa Ilaaha
Illalloh yang kita ikrarkan? Belum terlambat. Berbenahlah! Semoga kita bertemu
dengan Alloh sebagai seorang yang bertauhid, bukan sebagai seorang musyrik. Wal
‘iyaadzu billah.
Rahmat Mahmud
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ
??ْ?َٰ?َ?ِ??
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar