?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ
Salah Dalam Memahami Syirikby Yulian Purnama |
Syirik sudah kita pahami bersama adalah sejelek-jeleknya dosa. Namun
sebagian orang keliru dalam memahami syirik, dikira syirik hanyalah bentuk
penyembahan terhadap berhala atau meyakini ada pencipta selain Allah.
Padahal syirik tidak terbatas pada itu saja. Dan sekali lagi syirik yang
kita bahas bukanlah yang artinya ‘meri’ dalam bahasa Jawa atau
artinya iri. Namun yang dibahas, syirik adalah bentuk peribadahan pada
selain Allah.
Beberapa kekeliruan dalam memahami
syirik:
Pertama: Syirik dianggap hanyalah bentuk penyembahan
terhadap berhala. Sedangkan bentuk beribadah pada wali, orang sholih atau
pada kuburan, maka bukanlah syirik. Bentuk peribadahan yang ada hanyalah
tawassul, meminta syafa’at atau semacam itu. Sehingga syirik hanyalah bentuk
peribadahan pada berhala.
Bantahan: Bentuk peribadahan kepada berhala adalah di
antara jenis syirik. Syirik adalah meminta pada selain Allah baik dari
berhala maupun selainnya. Dan sesembahan orang musyrik bermacam-macam, tidak
hanya berhala. Sesembahan mereka ada berupa berhala. Ada yang berupa
matahari dan rembulan. Ada yang berupa setan, juga ada yang berupa pohon dan
batu. Ada pula yang menyembah malaikat. Ada pula yang menyembah wali dan
orang sholih. Jadi sekali lagi bukan hanya terbatas pada penyembahan pada
berhala saja.
Dalil bahwasanya sesembahan orang musyrik bukan hanya berhala namun beraneka
ragam, sebagaimana dalil berikut.
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا
تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari
dan bulan.” (QS. Fushshilat: 37). Ini menunjukkan bahwa ada orang
musyrik yang menyembah matahari dan rembulan.
وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ
أَرْبَابًا
“Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para
nabi sebagai tuhan.” (QS. Ali Imran: 80). Dalil yang disebut di sini
menunjukkan bahwa ada orang musyrik yang menyembah malaikat dan nabi.
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ
اتَّخِذُونِي وَأُمِّي إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا
يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ
عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ
أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah
kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan
selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan
maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".”(QS. Al Maidah: 116). Ini juga
dalil bahwa Nabi juga ada yang disembah.
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمْ الْوَسِيلَةَ
أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada
Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya.” (QS. Al Isro’: 57).
Orang sholih pun ada yang disembah dan ini termasuk kesyirikan.
أَفَرَأَيْتُمْ اللَّاتَ وَالْعُزَّى وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى
“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan
al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak
perempuan Allah)” (QS. An Najm: 19-20). Dalil ini juga menunjukkan
pohon dan batu ada yang disembah.
Kedua: Yang dianggap syirik adalah jika meyakini bahwa ada
pencipta selain Allah, ada yang memberi rizki selain Allah dan ada yang
mengatur alam semesta selain Allah. Jadi dianggap seseorang disebut
bertauhid jika meyakini bahwa tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur
alam semesta selain Allah.
Bantahan: Keyakinan seperti ini benar. Namun seseorang
disebut musyrik (berbuat syirik) di masa silam bukanlah karena keyakinan di
atas. Mereka tidak disebut musyrik karena tidak meyakini perkara rububiyah
di atas. Mereka sama sekali tidak meyakini bahwa berhala itu dapat mencipta,
memberi rizki, dapat menghidupkan atau mematikan. Berhala-berhala tadi hanya
dijadikan perantara dalam beribadah kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ
وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan
mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi
Allah".” (QS. Yunus: 18). Orang-orang musyrik tidaklah mengatakan bahwa
berhala-berhala tadi menciptakan mereka atau memberi rizki pada mereka,
namun yang mereka yakini, berhala-berhala tersebut bisa memberikan syafa’at
kepada mereka di sisi Allah dan menjadi perantara pada Allah. Ini adalah
keyakinan sesat, yaitu hanya membatasi syirik pada tauhid rububiyah saja
ketika tidak meyakini Allah sebagai pencipta dan pemberi rizki. Bahkan
sejelek-jelek syirik adalah syirik dalam hal uluhiyah yaitu memalingkan satu
jenis ibadah kepada selain Allah. Inilah syirik yang telah diperingatkan
dengan keras dan menjadi misi utama para rasul diutus, serta menjadi sebab
disyari’atkannya jihad. Sedangkan keyakinan bahwa berhala itu bisa mencipta
dan memberi rizki hampir-hampir jarang ditemui, yang diyakini adalah
berhala-berhala tadi dijadikan perantara dan pemberi syafa’at di sisi Allah.
Ketiga: Yang disebut syirik adalah dalam tauhid hakimiyah
yaitu ketika tidak berhukum dengan hukum Allah.
Bantahan: Ini memang di antara jenis syirik karena
pensyariatan hukum hanya menjadi wewenang Allah. Namun syirik bukan hanya
dibatasi dalam hal ini. Bahkan syirik lebih umum dari itu. Syirik terdapat
dalam do’a, tumbal sembelihan pada selain Allah, nadzar pada selain Allah,
dan istighotsah pada selain Allah. Jika dikhususkan pada tauhid hakimiyah
saja, maka itu keliru.
Jadi, Syirik adalah …
Jika kita merenungkan Al Qur’an yang disebut syirik adalah memalingkan
ibadah pada selain Allah. Dalilnya sebagaimana dalam beberapa ayat berikut,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ
وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan
mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi
Allah".” (QS. Yunus: 18).
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ
“Katakanlah: " Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain
Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di
bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit
dan bumi” (QS. Saba’: 22). Dalil ini menunjukkan syirik dalam do’a
karena dipalingkannya do’a pada selain Allah.
Dalil berikut pula menunjukkan bahwa tumbal sembelihan hanya boleh untuk
Allah,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah” (QS. Al
Kautsar: 2)
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ (163)
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)".” (QS. Al An’am: 162-163). Sembelihan
dan shalat kepada selain Allah termasuk syirik dan syirik itu sendiri
beraneka ragam macamnya.
Kaedah yang benar dalam memahami
syirik:
Syirik adalah memalingkan salah satu ibadah kepada selain Allah. Orang yang
memalingkannya disebut musyrik.
Wallahu waliyyut taufiq.
(*) Dikembangkan dari tulisan Syaikhuna -guru kami- Dr. Sholih bin Fauzan
bin ‘Abdillah Al Fauzan -hafizhohullah- dalam kitab “Durus fii
Syarh Nawaqidhil Islam”, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahun 1425 H, hal.
41-43.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber Artike Oleh Muslim.Or.Id
Sumber Artike Oleh Muslim.Or.Id
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ
??ْ?َٰ?َ?ِ??
author;
Rachmat Machmud. Flimban
Posting Komentar