Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Home » , » kematian abu darda dan Keikhlasan Khalid dan Abu Ubaidah

kematian abu darda dan Keikhlasan Khalid dan Abu Ubaidah

Written By sumatrars on Selasa, 06 Maret 2012 | Maret 06, 2012

?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ

1. kematian abu darda

2. Keihlasan Khalid dan Abu Ubaidah

 Sebelum Abu Darda meninggal dunia, dia mengangkat kepalanya dan berkata,


"Sesungguhnya apabila Allah sudah menentukan suatu ketentuan, Dia lebih suka apabila ketentuan itu diterima dengan penuh keridhaan.

Apakah ada orang yang beramal untuk menghadapi kejadian seperti kematian yang sedang aku hadapi ini?

Apakah ada orang yang beramal untuk menghadapi kejadian seperti saat (maut) yang sedang aku hadapi ini?"

Kemudian dia membaca ayat :
"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka..." (Al-An'an 110)

Setelah itu berkali-kali beliau mengatakan :
"Apakah ada laki-laki yang beramal untuk menghadapi seperti kematian yang sedang aku hadapi ini?

"Apakah ada laki-laki yang beramal untuk menghadapi seperti saat yang sedang aku hadapi ini?"

Yuk kita beramal kebajikan untuk persiapan menghadapi maut. Mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari SEKARANG!


Keihlasan Khalid dan Abu Ubaidah


Cuaca panas terik di akhir bulan Jumadil Akhir. Pasukan Islam dibawah komando Khalid sedang menunggu-nunggu serangan pasukan Romawi. Saat itu Gregorius sudah bergabung dengan pasukan Islam setelah menyatakan syahadatnya.

Tiba-tiba terlihat dari kejauhan seorang utusan datang menuju tentara Islam. Kuda tunggangannya dipecut dengan laju seperti ada berita penting yang ingin disampaikan segera.

"seorang utusan dari Madinah yang bernama Munajamah bin zanim datang. Dia membawa surat dari khalifah." kata panglima Yazid.

Khalid bin Walid yang saat itu sedang memberi taklimat terakhir kepada para ketua pasukan Islam segera menangguhkan ucapannya.

"Biarkan utusan itu masuk. Pastilah ada hal penting dari khalifah yang mau disampaikan." katanya.

kemudian utusan itu masuk dan khalid menyambutnya

"selamat datang wahai Munajamah, utusan dari Khalifah. Pasti ada perkara penting yang mau disampaikan. Aku tidak sabar untuk mendengarnya." ujar Khalid

"Memang benar kata tuan. ada hal penting dari khalifah yang mau saya sampaikan. Karena persoalan ini sulit dan rahasia, lebih baik hanya Panglima saya yang mendengarnya." kata Munajamah

Khalid memerintahkan yang lain untuk keluar dari kemah.

"saya membawa dua berita sedih dan satu berita gembira. Berita mana yang perlu saya sampaikan dahulu?" tanya nya

"Dahulukan berita sedih supaya hati saya terobati oleh berita gembira" jawab khalid

"Khalifah Abu Bakar meninggal dunia pada 23 Jumadil akhir 13 Hijriah. Jenazahnya sudah dikebumikan bersebelahan dengan makam Nabi Muhammad."

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun..." ucap khalid. dia merasa sedih. air matanya berlinang..

"Tangguhkan dahulu berita sedih yang kedua, sampaikan kepada saya berita gembira" ujar khalid

"Umar bin Khatab dilantik menjadi khalifah Islam yang kedua dengan disetujui oleh semua penduduk Islam di Makkah dan Madinah." kata utusan itu

"Alhamdulillah" ucap khalid. "saya yakin Umar bin Khatab dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dia mampu meneruskan dasar pemerintahan yang diterapkan oleh Khalifah Abu Bakar"

"Boleh saya menyampaikan berita sedihnya?" tanya munajamah

"silakan" khalid bin walid bersedia mendengarnya

Munajamah menatap wajah khalid sambil berkata,
"saya harap tuan tidak terkejut dengan berita yang ingin saya sampaikan ini. Saya yakin tuan memiliki semangat yang kuat dan terbuka hati menerima kabar ini."

"Katakan saja karena saya ingin mendengarnya" balas khalid

"Umar bin Khattab selaku khalifah Islam memecatmu dari jabatan ketua panglima tentara Islam. Tempat tuan akan digantikan oleh panglima Abu Ubaidah (wakil khalid ketika itu). Ini surat perintah dari khalifah dan saya diamanahkan menyampaikannya kepada tuan."

Khalid bin walid membuka surat itu dengan tenang lalu membacanya. Wajahnya tidak menampakan perubahan

"Semua yang kita miliki di dunia ini hanya sementara. Kita harus ikhlas karena semua yang terjadi adalah dengan izin Allah. Karena itulah hati saya tidak marah atau sedih dengan keputusan khalifah Umar. Selain itu, dia salah seorang sahabat Nabi yang sudah dijamin masuk surga." kata Khalid bin Walid tenang

Subhanallah...

akhirnya mereka sepakat menjemput dan bertemu Abu Ubaidah. Abu ubaidah adalah sahabat Nabi yg shalih dan ikhlas. Dia menangis ketika mendengar khalifah Abu bakar meninggal. Terlebih ketika Umar bin Khatab dilantik menjadi khalifah, Abu Ubaidah menangis sekali lagi.

Kemudian ketika mengetahui Khalid bin Walid diberhentikan, dia terlihat semakin sedih. Setelah diberi tahu bahwa dia dilantik menjadi ketua panglima Islam untuk menggantikan Khalid, Abu Ubaidah menangis terisak-isak.

"Mengapa kamu menangis begini? apa tidak ada berita yang menggembirakan hatimu?" tanya khalid kepada Abu Ubaidah

"Bagaimana saya tidak sedih, kematian Khalifah abu Bakar adalah satu kehilangan besar, bukan saja kepada kita, tetapi kepada seluruh umat manusia" jawab Abu Ubaidah

"Mengapa tuan menangis ketika mendengar Umar bin Khatab dilantik menjadi khalifah?" tanya Munajamah

"Saya menangis karena gembira. Hanya Umar yang layak menggantikan Khalifah Abu Bakar. Pelantikan itu menjauhkan umat islam dari perpecahan perebutan jabatan khalifah" jawabnya

"Lalu mengapa engkau menangis ketika mengetahui saya dipecat oleh Umar?" tanya khalid

"Engkau berhati baja, berani, dan memiliki pengaruh di pasukan islam. Saya khawatir engkau menentang keputusan itu lalu meninggalkan medan perang. Akibatnya kita mengalami kekalahan karena hanya engkaulah yang layak membawa kemenangan." jelas Abu Ubaidah

"kemudian apakah pelantikanmu sebagai ketua panglima tidak menggembirakanmu?" tanya munajamah penasaran

"Saya malu menerima jabatan itu karena ada yang lebih layak dari saya di kalangan kita" jawab Abu ubaidah

kemudian Abu Ubaidah menyambung lagi, "saya teringat kata-katamu" Dia memandang Khalid bin Walid

"Jabatan bukanlah lambang kemegahan, tetapi tanggung jawab. Sekiranya tidak mampu ditunaikan, ia menjadi tanggung jawab di dunia dan akhirat. Saya merasa tidak layak memegang jabatan yang penting itu. Karena itulah saya menangis"

"Kita harus taat kepada perintah Umar, karena dia adalah khalifah" pesan khalid bin walid. "Dengan ini saya menyerahkan tugas sebagai ketua panglima tentara Islam kepada Panglima Abu Ubaidah bin Jarah"

"Saya menerima pelantikan ini sebagai amanah dari Allah, tetapi saya memiliki permintaan...." ujar Abu Ubaidah.

"Katakanlah, apa permintaanmu?" balas Khalid

"tentara kita sedang berhadapan dengan tentara Romawi. Biarkan mereka tetap berjuang. Saya minta berita ini tidak disampaikan kepada mereka sampai peperangan ini selesai"

"saya menyetujui permintaanmu" kata Khalid

"saya ada satu lagi permintaan" balas Abu Ubaidah

"teruskan.." balas khalid

"Walaupun saya jadi ketua penglima, tetapi engkau harus memimpin pasukan kita dalam menghadapi tentara Romawi. Engkau lebih berpengalaman. Teruskan siasatmu dan saya pasti mengikutinya" pinta abu Ubaidah

"Baiklah, saya setuju dengan permintaanmu. Saya berperang bukan karena Umar bin Khattab, tetapi karena Allah" Khalid tidak membantah

"terima kasih" ucap Abu Ubaidah dengan gembira. Hatinya lega karena Khalid tidak menolaknya

"Wahai munajamah, engkau datang kesini sebagai utusan bukan sebagai tentara. Karena itu saya perintahkan kamu untuk tidak mengikuti peperangan. Engkau duduk saja dalam kemah sampai peperangan selesai. Tangguhkan dulu kepulanganmu ke Madinah." kata khalid kepada Munajamah

Khalid bin walid dan abu Ubaidah keluar dari kemah seolah tidak terjadi apa-apa. Mereka sengaja merahasiakan percakapan tadi demi menjaga perasaan dan semangat pasukan Islam agar tidak luntur dan dapat berjuang sepenuh hati.

"Ya Allah, Khalid bin Walid memang selayaknya dikaruniakan gelar Saifullah (pedang Allah)" kata Panglima Abu Ubaidah dalam hati
??ْ?َ?ْ?ُ ?ِ?َّ?ِ ?َ?ِّ ??ْ?َٰ?َ?ِ??


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul kematian abu darda dan Keikhlasan Khalid dan Abu Ubaidah Silahkan baca artikel dari BLOG AL ISLAM Tentang , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://alislam-sr.blogspot.com/2012/03/kematian-abu-darda-dan-keikhlasan.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

Sejarah, Kemungkaran-kemungkaran dalam maulid nabi (1/2)

Category : Sejarah,Tarikh,Aqidah,Manhaj Source article: Abunamirah.Wordpress.com Oleh: al Ustadz Abu Mu’awiyyah Hammad Hafizhahullahu ...

Translate

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. BLOG AL ISLAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger